“Bunda, Allah itu seperti apa sih, dan di mana Allah sekarang?” Pertanyaan seperti ini mungkin kita temukan dalam kehidupan kita. Pertanyaan yang tidak diduga, dan juga mungkin cukup sulit bagi kita menjawabnya. Sebab, kita sendiri pun bingung dan tidak tahu secara pasti. Bahkan, dalil-dalil tidak ada yang menunjukkan kepastian keberadaan Allah SWT.
Nah, anak yang bertanya demikian, termasuk dalam kategori cerdas, sebab ia kritis terhadap hal yang tak asing bagi dirinya. Termasuk dalam mengenal Tuhannya. Maka, jangan sampai kita menjawab dengan ungkapan, “Jangan bertanya seperti itu pamali,” atau ungkapan-ungkapan yang serupa.
Jika pertanyaan dari anak kita jawab demikian, itu akan membeuat kecerdasannya tidak akan tumbuh dan berkembang. Sebab, pertanyaan secerdas itu dijawab hanya dengan cara yang menumpulkan otak atau pikirannya. Untuk itu, jawablah dengan jawaban yang cerdas pula. Seperti apa itu?
“Nak, nggak semua yang ada itu bisa dilihat di mana tempatnya. Misalnya, coba kentut itu di mana? Seperti apa coba?”
Nah, jawaban itu bisa membuat anak mengasah kembali pola pikirnya. Ketika anak mulai mengembangkan pertanyaannya, seperti, “Kalau begitu Allah itu sama dengan kentut, Bunda?” Mulailah Anda jelaskan kepadanya.
“Bukan begitu, ini untuk contoh saja. Biar kamu mengerti. Ya, seperti angin begitu atau seperti bau wangi bunga-bunga di kebun. Seperti halnya kentut atau bau wangi bunga, siapa pernah melihatnya? Siapa bisa melihat rupanya? Siapa bisa merabanya? Kita hanya bisa merasakannya, yaitu baunya.”
“Nah, Tuhan itu ada , tapi nggak bisa dilihat, nggak bisa dipegang. Tapi, bisa dirasakan kasih sayangnya, bukan? Kalau kentut kan bau busuknya. Tapi, bau bunga kan wangi.”, seperti yang dikutip dari ruangmuslimah.co
Begitulah gambaran penjelasan yang bisa Anda paparkan pada anak yang cerdas. Dengan begitu, ia akan memahami bahwa Allah itu ada walau Dia tak terlihat.
Sumber wajibbaca.com
loading...
loading...