Banyak serangan tampaknya menargetkan wisatawan, yang merupakan penyumbang utama perekonomian Turki. Dilansir NBC News, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Selasa (28/6) tersebut. Namun Perdana Menteri Turki Binali Yildrim mengatakan tampaknya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ada di balik serangan.
Pada 31 Maret lalu, sebuah bom mobil menewaskan tujuh polisi dan melukai dua lusin lainnya di Diyarbakir. Serangan terjadi sehari sebelum mantan perdana menteru Ahmet Davutoglu dijadwalkan mengunjungi daerah tersebut.
Pada 20 Maret, kementerian dalam negeri Turki mengidentifikasi pengebom bunuh diri yang menewaskan empat turis asing merupakan anggota ISIS. Para korban merupakan dua warga Amerika-Israel dan lainnya warga Israel serta Iran.
Pada 13 Maret, sebuah bom mobil menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai 75 lainnya di Ankara. Pada 17 Februari 27 tentara dan seorang warga sipil tewas saat sebuah kendaraan meledak dekat bus militer di Ankara.
Pada 12 Januari, serangan juga menewaskan belasan wisawatan Jerman yang mengunjungi situs bersejarah Istanbul.
Serangan juga terjadi pada 2015. Pada 23 Desember, ledakan menghantam bandara kedua tersibuk di Istanbul, Sabiha Gokcen, di sisi Asia. Pemberontak Kurdi mengklaim bertanggung jawab atas serangan.
Pada 10 Oktober, serangan paling mematikan dalam sejarah Turki modern terjadi. Dua pengebom bunuh diri meledakkan diri di luar stasiun kereta dan menewaskan 102 orang serta melukai 248 lainnya. Para pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan serangan diarahkan oleh ISIS.
republika.co.id
loading...
loading...