ilustrasi sumber kaskus.co.id |
Lantas pihak sekolah pun melakukan sweeping pada semua kelas dengan penuh semangat. Mereka keluar kelas, masuk kelas lain.
Ad interim tas para siswi terbuka di hadapan mereka. Tas-tas tadi tidak berisi apapun melainkan beberapa buku, pulpen, dan peralatan sekolah lainnya..
Seluruh kelas telah dirazia, hanya tersisa satu kelas saja. Dimana kelas tersebut ada seorang siswi yang menceritakan kisah ini.
Seperti biasa, dengan penuh percaya diri tim pemeriksa masuk ke pada kelas. Mereka lantas meminta biar buat menilik tas sekolah para siswi pada sana. Pemeriksaan pun dimulai..
Pada salah satu sudut kelas terdapat seorang siswi yang dikenal sangat tertutup serta pemalu. Dia pula dikenal sebagai seseorang siswi yang berakhlak sopan serta santun. Ia tidak suka berbaur dengan siswi-siswi lainnya, dia senang menyendiri, padahal beliau sangat pandai serta menonjol pada belajar..
Ia memandang tim pemeriksa menggunakan pandangan penuh ketakutan, sementara tangannya berada pada dalam tas miliknya. Semakin dekat gilirannya buat diperiksa, semakin tampak raut takut pada wajahnya.
Apakah sebenarnya yg disembunyikan siswi tersebut dalam tasnya?!
Tidak lama kemudian tibalah gilirannya untuk diperiksa..
Dia memegangi tasnya menggunakan kuat, seolah berkata demi Allah kalian tidak boleh membukanya!
Kini giliran diperiksa, dan berasal sinilah dimulai kisahnya…
“Buka tasmu wahai putriku..”
Siswi tersebut memandangi pemeriksa dengan pandangan sedih, beliau pun sekarang telah meletakkan tasnya dalam pelukan..
“Berikan tasmu..”
dia menoleh serta menjerit, “tidak…tidak…tidak..”
Perdebatan pun terjadi sangat tajam..
“Berikan tasmu..” …
“tidak..”
“Berikan..”
“tidak..”
Apakah sebenarnya yang membuat siswi tersebut menolak buat dilakukan investigasi di tasnya?!
Apa sebenarnya yg ada pada tas miliknya dan takut dipergoki oleh tim pemeriksa?!
Keributan pun terjadi serta tangan mereka saling berebut. Sementara tas tadi masih di pegang erat dan para pengajar belum berhasil merampas tas berasal tangan siswi tersebut karena beliau memeluknya dengan penuh kegilaan!
Spontan saja siswi itu menangis sejadi-jadinya. Siswi-siswi lain terkejut. Mereka melotot. Para guru yang mengenalnya sebagai seorang siswi yang pintar dan disiplin terkejut melihat peristiwa tersebut..
Daerah itu pun berubah menjadi hening..
Ya Allah, apa sebenarnya yg terjadi serta apa gerangan yang terdapat pada dalam tas siswi tadi. Apakah mungkin siswi tersebut…??
Selesainya berdiskusi ringan, tim pemeriksa putusan bulat untuk membawa siswi tadi ke tempat kerja sekolah, dengan syarat jangan hingga perhatian mereka berpaling asal siswi tersebut agar dia tidak dapat melemparkan sesuatu berasal dalam tasnya sehingga bisa terbebas begitu saja..
Mereka pun membawa siswi tersebut dengan penjagaan yg ketat dari tim dan para pengajar serta sebagian siswi lainnya. Siswi tadi kini masuk ke ruangan tempat kerja sekolah, ad interim air matanya mengalir seperti hujan.
Siswi tersebut memperhatikan orang-orang disekitarnya dengan penuh kebencian, karena mereka akan mempermalukannya di depan awam.
Sebab perilakunya selama satu tahun ini baik dan tak pernah melakukan kesalahan serta pelanggaran, maka kepala sekolah menenangkan hadirin dan memerintahkan para siswi lainnya agar membubarkan diri. Dan dengan penuh santun, ketua sekolah pula memohon supaya para pengajar meninggalkan ruangannya sebagai akibatnya yg tersisa hanya para tim pemeriksa saja..
Kepala sekolah berusaha menenangkan siswi malang tersebut. Lantas bertanya padanya, “Apa yang engkau sembunyikan wahai putriku..?”
di sini, dalam sekejap siswi tadi simpati dengan ketua sekolah dan membuka tasnya.
Di dalam tas tersebut tidak terdapat benda-benda terlarang atau haram, atau telepon genggam atau foto-foto, demi Allah, itu seluruh tak ada!
Tidak ada dalam tas itu melainkan sisa -sisa roti..
Yah, itulah yang terdapat dalam tas tersebut.
Sesudah merasa tenang, siswi itu berkata, “residu-sisa roti ini adalah sisa -sisa berasal para siswi yg mereka buang di tanah, kemudian aku kumpulkan buat kemudian aku makan dengan sebagiannya serta membawa sisanya pada keluargaku. Mak serta saudari-saudariku di rumah tidak memiliki sesuatu buat mereka santap di siang dan malam hari Bila aku tidak membawakan buat mereka residu-residu roti ini.."
"Kami merupakan keluarga fakir yg tak memiliki apa-apa. Kami tidak punya kerabat serta tidak terdapat yg peduli pada kami..," ujar siswi tadi sembari menunduk malu.
"Inilah yang membentuk aku menolak buat membuka tas, supaya aku tidak dipermalukan pada hadapan sahabat-temanku pada kelas, yang mana mereka akan terus mencelaku pada sekolah, sehingga kemungkinan hal tersebut mengakibatkan aku tak dapat lagi meneruskan pendidikanku karena rasa malu. Maka saya mohon maaf sekali pada Anda semua atas perilaku aku yg tidak sopan..”
saat itu pula seluruh yg hadir di ruangan tersebut tidak kuasa menunda air mata, bahkan beberapa guru menangis sambil memeluk siswi tadi.
Maka tirai pun ditutup sebab terdapat kejadian yang menyedihkan tadi, dan kita berharap buat tidak menyaksikannya.
Karenanya wahai saudara dan saudariku, ini artinya satu asal bencana yang kemungkinan ada pada kurang lebih kita, baik itu pada lingkungan serta desa kita sementara kita tidak mengetahuinya atau bahkan kita terkadang berpura-pura tak mengenal mereka.
Wajib bagi semua sekolah dan pesantren untuk mendata kondisi ekonomi para santri-santrinya agar orang yang ingin membantu famili fakir miskin dapat mengenalinya menggunakan baik.
Kita memohon pada Allah supaya tidak menghinakan orang yg mulia serta memohon pada-Nya agar beliau selalu menjaga kaum Muslimin pada setiap kawasan.
loading...
loading...