TERUNGKAP.. Mereka HILANG karena Ikut GAFATAR... Jaga Diri dan Keluarga Anda dengan BAGIKAN Berita Ini...!!!

Ilustrasi: Sejumlah siswa SMA di Aceh menggelar demo menentang organisasi sesat Gafatar
Trending Topics - Akhir-akhir ini dunia maya di hebohkan dengan berita hilangnya sejumlah orang yang tidak di ketahui sebabnya. Sampai pada ahirnya terungkap motif hilangnya sejumlah orang tersebut karena ikut GAFATAR.

Seorang pelajar sekolah menengah atas, Ahmad Kevin Aprilio (16), warga Jetis Siduadi Mlati, Kabupaten Sleman, menghilang. Hilangnya Kevin diduga karena mengikuti jejak ayahnya masuk organisasi terlarang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Nenek korban, Maria Restubun (65) menceritakan, Kevin pergi dengan ayahnya sejak 26 November 2015 lalu. Saat itu, keduanya pamit untuk menjenguk kakeknya yang sakit di Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Kevin pergi bersama ayahnya, Sanggar Yamin. Mereka pamit baik-baik," kata Maria Restubun, saat ditemui di kediamannya, Jetis, Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (10/1/2016).

Kevin merupakan anak dari pasangan Sanggar Yamin dan Olivia Sandra Yunita (39), yang sudah bercerai. Hak asuh Kevin jatuh ke tangan Olivia. Meski demikian, Yamin, warga Bima, itu sering mengunjungi anaknya di Sleman.

Maria bercerita, cucunya itu berangkat bersama Yamin menuju Bima menggunakan mobil. Mereka akan melewati jalur Jawa-Bali, lalu menyeberang melalui Mataram. Saat pergi, tidak ada kecurigaan sebab Kevin pergi bersama ayahnya.

Saat pergi, Kevin membawa tas besar berisi pakaian dan perlengkapannya. Sehari setelah meninggalkan Sleman, Maria Restubun mencoba menghubungi cucunya itu sebab ia lupa membawa sikat gigi dan deodoran. "Tapi saat ditelepon itu sudah tidak bisa dihubungi lagi," ujar dia.

Sepekan kemudian, Kevin dan ayahnya tak bisa dihubungi. Namun dua pekan setelahnya, ada pesan singkat masuk ke ponsel Olivia yang menyebutkan bahwa Kevin dan ayahnya baik-baik saja.

Namun, kecurigaan ibu Kevin, Olivia, bertambah saat memeriksa kamar Kevin. Ia menemukan surat yang ditujukan ke pengurus Gafatar berisi keinginan Kevin bergabung dengan Gafatar. 

"Isi suratnya ditujukan kepada pengurus Gafatar. Ada juga surat itu yang berisi kalau Kevin mau ikut Gafatar bersama ayahnya, tanpa ibu dan anggota keluarga lainnya," ucapnya.

Sanggar Yamin sendiri sudah diketahui sejak lama menjadi pengurus Gafatar di Yogyakarta.  "Ibunya juga sudah cek di sekolah beberapa kali. Tapi tidak ada kegiatan," imbuh dia.

Sekolah Kevin Kini Jadi Gudang

Setelah menghilangnya Kevin sejak 26 November 2015, pihak keluarga mengaku sempat mendatangi sekolahnya yaitu home schooling Gafatar. Namun ternyata sekolah tersebut juga raib.

Ibu korban, Olivia Sandra Yunita (39) mengungkapkan, sejak kelas tiga SMP, Kevin sudah di Sekolah Berbasis Rumah (SBR) Gafatar di Maguwoharjo, Depok, Sleman.

"Mulai SMP kelas tiga mulai pindah ke daerah Tajem, Sleman. Setelah hilang saya mencari ke sana sebanyak tiga kali, sudah jadi gudang alat pertanian," katanya, Ahad (10/1/2016).

Dia mengungkapkan, aliran Gafatar merupakan aliran sesat, sehingga dirinya berharap anaknya bisa kembali ke tengah-tengah keluarga. "Saya berani mempertaruhkan nyawa saya agar anak saya kembali, terus terang Gafatar ini alirannya sesat sekali," ulasnya.

Nenek Kevin, Maria Resubun menambahkan, setelah Kevin menghilang, dua teman Kevin yang satu sekolah pun hilang. "Kevin ada punya teman dua, sering main ke rumah sini. Tapi saya lupa namanya. Keduanya juga orang Yogya, tapi setelah Kevin hilang, anak dua itu juga tidak pernah muncul. Di sekolah juga tidak ada," katanya.

Tidak Tahu Gafatar Dilarang

Maria Restubun mengatakan sudah cukup lama Sanggar menjadi pengurus di Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Namun, anggota keluarga mengaku tak mengetahui kalau Gafatar menjadi organisasi yang dilarang oleh pemerintah.

"Kita tidak tahu itu apa Gafatar. Waktu Kevin sekolah di sana, kami lihat itu sekolah bagus. Banyak kegiatan sosialnya, tidak cuma belajar saja," katanya Maria.

Diketahui, begitu menjadi pengurus Gafatar, Sanggar menyekolahkan Kevin di sebuah sekolah home schooling yang berada di bawah naungan organisasinya, setelah lulus SD Sinduadi 1.

Hingga kini, keluarga berharap Kevin biar segera ditemukan dan bisa pulang ke Yogyakarta. Bagi Maria, Kevin merupakan cucu semata wayangnya dari putrinya, Olivia Sandra Yunita yang telah bercerai dari Sanggar sejak 2008. 

Maria tak memedulikan Sanggar meskipun perceraian dengan putri tak menjadi permasalahan. "Kalau ayahnya biar saja, yang penting cucu saya ditemukan dan dibawa pulang ke sini," ucapnya.

Terkait Hilangnya Dokter Rica 

Organisasi Gafatar juga diduga terkait dengan hilangnya seorang dokter asal Lampung bernama Rica Tri Handayani bersama anak balitanya bernama Zafran Ali Wicaksono, sejak 30 Desember 2015 lalu. 

Dari sumber terpercaya, dokter Rica disebut sedang berada di Pulau Kalimantan. Ia diketahui, tengah bergabung bersama sebuah organisasi bernama Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

"Memang selama ini yang bersangkutan merupakan pegiat dari organisasi Gafatar Lampung dan suaminya tidak memperhatikannya," kata sebuah sumber seperti dikuti Viva.co.id, Jumat 8 Januari 2016 lalu.

Sumber itu juga mengungkapkan, selain dokter Rica dan anaknya, ada pula warga Yogya yang hilang dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Wanita tersebut, yakni Diah Ayu Yulianingsih, yang hilang bersama putrinya Raina Ayranica Salyaputri (23 bulan) sejak 11 Desember 2015.

"Kalau Diah ini, saat ini, berada di Pontianak dan juga ditengarai bergabung dengan Gafatar," katanya.

Siapa Gafatar?

Gafatar diketahui merupakan ormas yang dideklarasikan pada 21 Januari 2011, dan diketuai Mahful T. Tumanurung dan bergerak di bidang sosial, serta konsen terhadap isu ketahanan pangan.

Namun, sejatinya Gafatar diketahui merupakan pengganti dari komunitas Millah Abraham, yang juga penjelmaan dari Al Qiyadah al Islamiyah pimpinan Ahmad Musadeq yang mengaku dirinya sebagai Nabi.

Gafatar merupakan organisasi yang dilarang pemerintah sesuai surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012. Organisasi ini dilarang lantaran menyebutkan bahwa salat dan puasa Ramadan tidak wajib.

Di Aceh, Gafatar telah dinyatakan sesat oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pada 21 Januari 2015. Di Maluku Utara, MUI juga telah menyesatkan sejak 27 Maret 2015 lalu. 

Gafatar saat ini sudah berpindah dari Pulau Jawa, dan melakukan perjuangannya dari wilayah pulau Kalimantan. Organisasi ini berganti nama menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA). [Fahmi/Metrotvnews/Viva]

Sumber: suara-islam.com
loading...
loading...

Subscribe to receive free email updates: